Rabu, 23 Desember 2009 | 10:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perdagangan di Bursa Efek Indonesia tahun ini akan segera berakhir. Sebagian investor tersenyum gembira lantaran bisa meraup untung besar dari kenaikan harga saham yang mereka genggam sejak awal tahun.
Saham-saham apakah yang berhasil memberikan keuntungan atau gain terbesar kepada para investor sepanjang tahun ini? Berdasarkan data Bloomberg, sejak awal 2009, rata-rata harga saham-saham papan atas (blue chips) sudah melesat 100 persen. Ini adalah kelompok saham-saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 10 triliun.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merupakan saham papan atas yang mencatat lonjakan harga tertinggi, yakni 376,47 persen, tahun ini. Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengikuti masing-masing dengan kenaikan 262,90 persen dan 252,58 persen.
Namun, kinerja saham-saham lapis kedua jauh lebih mentereng. Sebut saja saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang harganya melambung 805,26 persen atau saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) yang melonjak 492,16 persen.
Para analis menilai, sebagian besar harga saham di bursa melambung tinggi lantaran pada akhir 2008 harga saham-saham memang longsor hebat tersengat krisis global.
Kepala Riset Finan Corpindo Nusa Edwin Sebayang melihat, saham sektor pertambangan melonjak cukup tinggi tahun ini karena harga komoditas membaik. "Investor juga tertarik karena melihat likuiditas saham komoditas di pasar yang tinggi," katanya.
Yang pasti, kebangkitan saham-saham blue chips ikut menopang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama tahun ini hingga kemarin (22/12), IHSG telah menguat 80 persen. Ari Pitoyo, Kepala Riset Mandiri Sekuritas menambahkan, saham-saham blue chips itu bisa bertahan lantaran kinerja mereka stabil dalam lima tahun terakhir. Selain itu, emiten blue chips berasal dari sektor "seksi" seperti, komoditas dan konsumsi. Dengan fundamental bagus, saham ini menjadi rebutan investor.
Kepala Riset Valbury Asia Securities, Krishna Dwi Setiawan mengingatkan, kenaikan harga saham lapis kedua juga menarik dicermati. Misalnya, saham SMMA yang kinerjanya mengkilap. Juga, saham perusahaan alat berat seperti PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). (Sandy Baskoro, Veby Mega/Kontan)
Energi dan Generasi Peduli Energi
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar